Senin, 07 Desember 2020

Pelepasan Kelas 12 Tahun 2020

 Pelepasan Kelas 12 Tahun 2020


Untuk memutus penyebaran Virus Corona Pemprov DKI menginstruksikan seluruh sekolah agar melakukan Pembelajaran Jarak Jauh , tak terkecuali siswa/i Kelas 12 yang lulus tahun ini. Pelepasan Siswa Kelas 12 Tahun 2020 tahun ini pun dilakukan secara Virtual dihadiri 250 peserta baik Guru, Siswa dan Orang tua.

Selamat bagi Siswa/i SMAN 95 Jakarta, Sukses selalu jangan lupa Almamater bahwa kalian pernah di didik di sini


Share:

Seni Tari

 

Seni Tari


Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan mengungkapkan perasaan, maksud danpikiran. Tarian merupakan perpaduan dari beberapa unsur yaitu raga, irama, dan rasa.

Ekstrakurikuler Seni Tari mengajarkan berbagai tarian Tradisional dari berbagai suku, daerah yang ada di Nusantara tercinta ini.



Share:

Pembelajaran Matematika dengan Google Jamboard

 Pembelajaran Matematika dengan Google Jamboard




Share:

Paduan Suara

 Paduan Suara

Padus ataupun Paduan Suara ini merupakan salah satu ekstrakulikuler yang baik untuk diikuti oleh siswa-siswi SMAN 95 Jakarta yang memiliki bakat dan minat dalam mengolah vocal yang dimiliki karena paduan suara merupakan wadah untuk melatih vocal dan pengolahan suara.

Di dalam ekskul paduan suara juga menerima siswa-siswi yang dapat bermain alat music seperti keyboard. Jadi paduan suara tidak hanya untuk melatih vocal saja. Paduan suara juga sering tampil di acara tertentu, seperti hari Sumpah Pemuda dan hari-hari besar lainnya. Ekskul paduan suara juga melatih kekompakan antar sesama agar suara Paduan suara menjadi sama dan sewarna.




Share:

KIR ( Karya Ilmiah Remaja)

 KIR ( Karya Ilmiah Remaja)

Kelompok ilmiah remaja (disingkat KIR) adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan yang menghasilkan karya ilmiah. KIR merupakan kegiatan ekstrakurikuler di SMP, SMA, SMK, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, maupun pondok pesantren. Ekstrakurikuler ini merupakan organisasi yang sifatnya terbuka bagi para remaja yang ingin mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan, dan teknologi pada masa kini maupun masa yang akan datang. Ektrakurikuler KIR di SMAN 95 Jakarta telah banyak Prestasi dari berbagai kejuaraan baik wilayah, Provinsi dan Nasional




Share:

Rohani Kristen ( Rokris)

 Rohani Kristen ( Rokris)

Rokris sendiri memiliki manfaat tersendiri untuk anggota yang mengikuti ekstrakurikuler yang berada di dalam sekolah tersebut, terutama mengajak kepada kebaikan dengan agenda-agenda yang bermanfaat.




Share:

Rohis ( Rohani Islam)

 Rohis ( Rohani Islam )

Rohis sendiri memiliki manfaat tersendiri untuk anggota yang mengikuti ekstrakurikuler yang berada di dalam sekolah tersebut, terutama mengajak kepada kebaikan dengan agenda-agenda yang bermanfaat. Rohis bukan sekadar ekskul biasa. Lebih dari itu Rohis adalah satu-satunya organisasi yang komplet dan menyeluruh. Ilmu dunia dan ilmu akhirat dapat ditemukan di sini. Rohis juga media pengajaran cara berorganisasi dengan baik, pembuatan proposal, bekerja sama dengan tim, dan pendewasaan diri karena dituntut untuk mengutamakan kepentingan kelompok atau jamaah di atas kepentingan pribadi.






Share:

Pramuka

 Pramuka

Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan menengah. Kegiatan Ekstrakurikuler wajib merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik.Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:
  • Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani;
  • Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia, dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik, dan berguna,

Share:

Paskibra ( Pasukan Pengibar Bendera)

 Paskibra ( Pasukan Pengibar Bendera)

Paskibra merupakan suatu organisasi kepemudaan yang bergerak di bidang baris berbaris. Walaupun bergerak di bidang baris berbaris, namun tidak melulu di bidang itu saja. Lebih daripada itu semua, Paskibra merupakan sebuah wadah “kawah candradimuka” bagi para siswa yang ingin menggembleng rasa kedisiplinan dan rasa nasionalisme.







Share:

Minggu, 06 Desember 2020

Perayaan Maulid Nabi Muhammad

 Perayaan Maulid Nabi Muhammad



Share:

Peringatan Hari Guru Nasional 2020

 Peringatan Hari Guru Nasional 2020



Share:

Wajah Baru SMAN 95 Jakarta

Wajah Baru SMAN 95 Jakarta


 

Share:

Dewan Guru SMAN 95 Jakarta

DEWAN GURU SMAN 95 JAKARTA


 

Share:

Kegiatan E-rapor SMAN 95 Jakarta

 Kegiatan E-rapor SMAN 95 Jakarta



Share:

Minggu, 29 November 2020

Tuning Apache2

 


How to enable Apache MPM Prefork to improve performance

The Apache web server is one of the most popular on the planet. Out of the box, Apache does a pretty solid job of handling average traffic. But, once you start hitting it with an above average load, under certain circumstances such as resource capacity and complexity of websites served, you might find it struggles a bit. If that describes what you are experiencing, the Multi-Processing Modules (MPM) Prefork module might be in order.

The MPM Prefork module uses a single control process which is responsible for launching child processes. These child processes listen for connections and serve them when they arrive. MPM Prefork is self-regulating, so unless you need a much larger overhead, there's very little cause for adjusting it's default configurations. However, you do need to enable this module as it is disabled out of the box.

I'm going to show you how to enable the MPM Prefork module on Apache. I'll be demonstrating on Ubuntu Server 18.04. 

What you'll need

The only things you'll need to enable this module are:

  • A running instance of Ubuntu Server 18.04
  • Apache installed and running
  • A user with sudo privileges
  • A network connection

How to enable the mpm_prefork

Most likely, the mpm_prefork module is already installed on your Apache instance. Out of the box, however, it's not enabled. 

Apache2 has support for both prefork and worker. These are both MPMs, but are quite different from one another. The prefork module creates a number of child processes at launch, each child process handles only one thread. Conversely, worker uses child processes which spawn many threads per process, with each thread ready to take on new requests. Although prefork requires considerably more RAM, it is the safest module and should be employed when using non-thread-safe libraries.

To check to see if the prefork module is loaded, issue the command:

apache2ctl -M | grep prefork

If you see no results, prefork isn't loaded. Before you do load it, you'll have to first unload the mpm_event module, as they will conflict. To unload mpm_event, issue the command:

sudo a2dismod mpm_event

Restart Apache with the command:

sudo systemctl restart apache2

Now you can load mpm_prefork with the command:

sudo a2enmod mpm_prefork

Once again, restart Apache with the command:

sudo systemctl restart apache2

How to configure the mpm_prefork

On the off-chance your web server does need significant overhead, you can make adjustments to the prefork configuration. To do this, issue the command:

sudo nano /etc/apache2/mods-available/mpm_prefork.conf

In that file, you'll see the following options:

StartServers                       5
MinSpareServers               5
MaxSpareServers              10
MaxRequestWorkers         150
MaxConnectionsPerChild   0

You might want to bump those numbers up considerably, if you know your server is going to be under a larger load (and you have the RAM to spare), you could alter that configuration like so:

StartServers                          4
MinSpareServers                  3
MaxSpareServers                 40
MaxRequestWorkers             200
MaxConnectionsPerChild      10000

Make sure to edit those numbers according to what your hardware can handle and your expected load will require. Save and close the file. Restart Apache with the command:

sudo systemctl restart apache2

At this point, mpm_prefork is enabled and configured. If you're interested in testing this out, you can run a Perl script. Please use caution when doing so, as it is a Perl script and you just never know. In fact, you might want to download the script and comb through it first (to check for any nefarious code).

Download the script with this command:

wget  https://raw.githubusercontent.com/richardforth/apache2buddy/master/apache2buddy.pl

Once you've looked through it, and found it trustworthy, run the command:

sudo perl apache2buddy.pl

Once the command completes, you should see a report of Apache's memory usage (Figure A).

Figure A

prefork-a.jpg

Post mpm_prefork configuration memory usage.

And there you have it. Apache mpm_prefork is now doing its thing. Make sure to adjust your configuration to best meet the needs of your environment and this module will serve you well.

Also see

Share:

Rabu, 18 November 2020

Mengatasi Eror Not Found phpMyAdmin Di Linux

 

Latar Belakang
Setelah menginstall phpMyAdmin saya mengalami masalah yaitu ketika saya masuk ke phpMyAdmin dengan mengetikkan localhost/phpmyadmin pada web browser saya, Tetapi kenyataan berkata lain malah saya mendapatkan eror yaitu Not Found / Tidak Ditemukan akhirnya saya mondar mandir sana sini mencari solusi dan akhirnya ketemu juga. Mungkin sobat juga mengalami masalah seperti ini

Maksud dan Tujuan
Agar kita dapat mengetahui cara memperbaiki eror pada phpMyAdmin khususnya eror 404 Not Found dan dapat menggunakan phpMyAdmin

Alat dan Bahan

  • PC / Laptop
  • Terminal

Tahapan Pelaksanaan
1. Pertama kita harus membuka terminal ( CTRL + ALT + T )
2. Tuliskan perintah berikut pada terminal

sudo ln -s /usr/share/phpmyadmin /var/www/html

Jika masih error ikuti langkah ini

1. Masuk ke apache.conf dengan cara mengetikkan perintah berikut pada terminal

sudo gedit /etc/apache2/apache2.conf

2. Kemudian tambahkan baris pada text editor tadi dan ketikkan

Include /etc/phpmyadmin/apache.conf

3. Sekarang kita restart apache2 dengan perintah

sudo service apache2 restart


Kesimpulan
Dapat kita simpulkan mengapa phpMyAdmin tidak ditemukan ? Karena file phpmyadmin belum berada di /var/www/html atau yang disebut dengan localhost dalam web browser. Pantas saja saat kita mengetikkan localhost/phpmyadmin tidak muncul, orang di file tersebut gak ada file phpmyadmim? ya pantas saja tidak ditemukan :v.

Referensi

  • Ask Ubuntu
Share:

[TUTORIAL UBUNTU] MENGATASI PESAN “SUDO: UNABLE TO RESOLVE HOST” DI TERMINAL UBUNTU 16.04 LTS

 Kemarin saya menemukan pesan di terminal seperti pada judul di atas pada saat menjalankan perintah sudo. Pesan tersebut muncul setelah saya install Ubuntu 16.04 LTS. Padahal Ubuntu versi-versi sebelumnya saya tidak pernah menemukan pesan tersebut. Memang pesan tersebut tidak ada efeknya pada saat saya menjalankan perintah sudo, namun saya tetap bertanya-tanya kenapa pesan tersebut muncul. Akhirnya saya menemukan jawabannya setelah saya bertanya di forum Ubuntu Indonesia. Pesan tersebut muncul karena terjadi perbedaan nama host antara file /etc/hostname dengan file /etc/hosts. Berikut cara mengatasinya :

  • Buka terminal. Ketik cat /etc/hostname. Akan muncul nama host di system Ubuntu.

  • Masih di terminal, ketik cat /etc/hosts. Akan muncul nama host di system Ubuntu.

    screenshot-from-2016-10-31-06-16-03

  • Apabila terjadi perbedaan antara /etc/hostname dengan /etc/hosts lakukan perubahan dengan cara ketik sudo gedit /etc/hosts. Rubah dan sesuaikan nama hostnya.

    Screenshot from 2016-10-31 06-23-26.png

  • Setelah itu save dan restart system Ubuntu.

Share:

Selasa, 10 November 2020

Cara Menggunakan Canva: Tutorial Membuat Design Gratis

Tutorial Membuat Design Gratis

 


Konten visual adalah bagian penting dari representasi Anda di dunia maya, baik itu website, blog, atau akun media sosial. Dengan porsi elemen grafis yang memadai, audiens akan lebih tertarik dengan konten Anda.

Namun, menciptakan konten visual bukanlah keahlian sembarang orang. Membuat desain grafis, misalnya, membutuhkan software yang tidak mudah untuk dipelajari orang awam.

Untungnya, ada alternatif yang bisa digunakan oleh semua khalayak dengan lebih mudah dan gratis, yaitu Canva. Dalam artikel ini Anda akan mempelajari berbagai fitur yang ditawarkan aplikasi web tersebut dan langkah-langkah dasar untuk mulai mengoperasikannya. Selamat membaca!

 

Apa Itu Canva?

Canva adalah aplikasi desain grafis online yang mudah untuk digunakan, bahkan bagi pemula. Tak hanya itu, Canva juga dapat diakses melalui perangkat desktop maupun mobile. Dengan demikian, Anda dapat berkreasi kapan pun dan di mana pun.

Aplikasi web ini sebenarnya memiliki dua versi berbayar dan satu versi gratis. Akan tetapi, Anda sudah dapat menikmati berbagai fitur tanpa membeli versi premiumnya. Fitur-fitur tersebut akan dijelaskan pada bagian lain artikel ini.

Manfaat Canva

Sebelumnya telah disebutkan bahwa Canva dikenal sebagai aplikasi desain grafis yang dikenal dengan kemudahan penggunaannya. Namun, keunggulan Canva dibandingkan aplikasi lainnya tak hanya itu. Ada berbagai macam desain yang bisa Anda ciptakan dengannya, termasuk:

  • Logo — Branding adalah salah satu hal terpenting dalam pembangunan online presence Anda — baik itu sebuah blog, toko online, atau landing page bisnis. Nah, logo adalah salah satu sarana untuk melakukan branding. Di Canva, ada beragam template yang memudahkan Anda untuk membuat logo unik.
  • Poster — Ingin membuat iklan untuk sebuah produk, jasa, atau acara? Poster adalah salah satu cara yang tepat untuk melakukannya. Dengan Canva, Anda bisa membuat desain poster yang menarik dengan mudah.
  • Featured Image Blog — Keberadaan featured image dalam sebuah artikel dapat mempercantik desain blog dan membuat pengunjung lebih betah membaca. Untuk membuatnya secara instan, Anda bisa menggunakan Canva.
  • Infografik — Agar konten blog lebih variatif, Anda dapat menyelingi artikel dengan infografik. Jenis konten ini rumit dan tidak semua orang mampu membuatnya. Namun, Canva menyulap proses pembuatan infografik menjadi sangat mudah.
  • Newsletter — Apabila email marketing ada dalam daftar teknik pemasaran yang Anda lakukan, pastinya Anda kenal dengan newsletter. Nah, dengan Canva Anda dapat menghemat waktu dalam pembuatan konten email tersebut.
  • Konten Media Sosial — Konten Facebook yang disertai gambar 2,3 kali lebih efektif untuk menarik perhatian netizen. Untungnya, Canva memudahkan Anda untuk mendesain berbagai media visual yang cocok untuk media sosial.
  • Thumbnail Youtube — Thumbnail atau gambar yang mewakili video youtube Anda tidak harus berupa cuplikan dari video tersebut. Dengan Canva, Anda bisa mendesain thumbnail Youtube yang unik.
  • Desain Kemasan Produk — Apakah ini pertama kali Anda menjual sebuah produk? Canva dapat membantu Anda untuk membuat desain kemasan berbagai jenis produk, mulai dari label botol hingga kotak karton.
  • Invoice — Tak hanya toko di dunia nyata, toko online pun perlu memberikan invoice atau rincian pembayaran bagi pembeli. Untuk membedakan invoice Anda dengan milik toko lain, Anda dapat memanfaatkan kemudahan yang Canva berikan.
  • Banner Iklan — Ingin membuat banner untuk iklan website Anda tanpa keahlian desain grafis? Hal tersebut bisa dilakukan jika Anda menggunakan Canva.

Fitur-Fitur Gratis Canva

Dewasa ini ada banyak software desain grafis yang dapat Anda pilih. Akan tetapi, Canva adalah opsi yang sangat menguntungkan jika dilihat dari banyaknya fitur yang didapatkan pengguna gratisnya. Berikut adalah daftar fasilitas yang akan Anda temui di versi non-berbayarnya.

8.000+ Template untuk Berbagai Jenis Konten Visual

Mungkin terdengar tidak nyata, tetapi Anda tidak salah paham ketika membaca judul bagian ini. Dalam versi gratisnya pun, Canva menyediakan lebih dari delapan ribu template.

Contoh-contoh konten tersebut terbagi dalam berbagai kategori, termasuk banner website, kupon diskon, dan slide presentasi.

 



 Sebenarnya, Anda juga dapat menciptakan desain sendiri dari nol. Akan tetapi, berbagai contoh konten tersebut dapat digunakan untuk mempercepat proses berkreasi Anda. Apalagi, setiap contoh mudah untuk dikustomisasi. Anda akan mempelajari caranya di bagian lain artikel ini.

Kapasitas Penyimpanan 1GB

Canva memungkinkan penggunanya untuk menyimpan kreasi mereka. Fitur ini sangat bermanfaat, terutama jika Anda memiliki format konten yang sering dipakai. Dengan menyimpannya, Anda tinggal mengubah suatu desain seperlunya ketika dibutuhkan lagi.

Untuk pengguna gratis, aplikasi desain grafis ini menyediakan kapasitas penyimpanan 1GB. Bagi beberapa orang, mungkin kapasitas tersebut tidak cukup besar — apalagi jika dibandingkan dengan penyimpanan sebesar 100GB yang dimiliki versi premium Canva.

Akan tetapi, Anda dapat langsung mengunduh hasil karya Anda setelah selesai membuatnya. Dengan demikian, penyimpanan kecil tersebut dapat digunakan untuk template-template yang paling sering Anda gunakan.

 

 

Kustomisasi Teks

Karena Canva juga dapat dimanfaatkan untuk membuat slide presentasi, dokumen, dan berbagai media cetak, tentunya tidak akan lengkap tanpa fitur untuk memasukkan teks.

Fasilitas ini pun mudah digunakan. Pengguna tinggal meletakkan kotak teks pada bidang yang tersedia. Setelahnya, Anda bisa mengubah jenis font, ukuran teks, dan format lainnya yang biasa ditemukan di software pemrosesan kata seperti Microsoft Word.

Selain itu, Canva memiliki banyak contoh desain tulisan yang dapat dikustomisasi sesuka hati. Fitur ini bisa diandalkan jika Anda ingin menghemat waktu dalam pembuatan poster atau kartu ucapan.

Ratusan Icon dan Ilustrasi

Selain teks, pengguna Canva juga dapat memasukkan icon dan ilustrasi ke dalam karya mereka. Kabar baiknya, versi gratis aplikasi ini menyediakan cukup banyak variasi icon dan ilustrasi  yang meliputi berbagai tema. 

Pilihan Background yang Bervariasi

Dengan Canva, background atau latar belakang karya Anda dijamin tidak membosankan. Ada beragam pilihan gambar dan gradien warna yang siap meramaikan desain-desain Anda.

Tak hanya itu, Anda juga dapat mengedit setiap background yang digunakan. Sebagai contoh, Anda bisa mengatur kontras, meningkatkan intensitas warna, dan menambahkan vignette pada latar belakang yang dipilih.

Media Pembelajaran

Apakah Anda belum pernah membuat desain grafis sebelumnya? Tidak masalah. Untuk membantu pengguna awam, Canva menghadirkan video panduan yang meliputi berbagai topik — dari tips dan trik Canva hingga penggunaan desain grafis untuk branding bisnis.

Di samping itu, blog Canva juga merupakan ladang ilmu. Melalui artikel-artikel di dalamnya Anda dapat belajar berbagai teknik pemasaran yang menggunakan konten visual.

Cara Menggunakan Canva

Sesuai dengan yang dijanjikan di awal artikel, Anda akan mempelajari cara menggunakan Canva. Jika sudah siap, ikutilah panduan di bawah ini!

 

1. Membuat Akun Canva




Untuk bisa menggunakan Canva, Anda perlu membuat akun terlebih dahulu. Caranya sangatlah mudah.

Setelah mengakses situsnya, klik tombol “sign up” yang ada di sebelah kiri atau pojok kanan atas layar. Anda dapat mendaftar dengan akun Google, Facebook, atau alamat email. Setelah melakukannya, akun Canva Anda sudah siap digunakan.

2. Membuat Desain Pertama Anda



 

Setelah akun Canva Anda dibuat, Anda akan dibawa ke halaman utama aplikasi tersebut. 

Untuk menciptakan desain pertama Anda, klik tombol “create a design” yang ditunjuk oleh tanda panah merah pada gambar di atas, lalu pilih jenis konten visual yang ingin dibuat.

Dalam panduan ini, kami akan membuat sebuah banner untuk dijadikan featured image artikel blog.

3. Memilih Background



 

Setelah memilih jenis konten yang ingin dibuat, Anda akan masuk ke halaman editor Canva. 

Anda dapat merancang sebuah desain dengan bantuan template, tetapi pada panduan ini kita akan memulainya dari nol agar Anda dapat lebih memahami fungsi dari berbagai menu editor Canva.

Langkah pertama yang kami lakukan adalah memilih background. Sebenarnya, ada dua menu yang bisa Anda pilih ketika ingin menentukan gambar untuk latar belakang desain, yaitu “Photos” dan “Background”.

Tidak masalah menu mana yang Anda pilih. Yang menjadi perbedaan dari keduanya hanyalah opsi yang mereka berikan.

Pada menu “Photos”, Anda dapat menemukan beragam foto dengan gaya yang berbeda-beda. Tidak semua foto tersebut memiliki orientasi yang sama — beberapa di antaranya horizontal dan yang lainnya vertikal.

Di sisi lain, menu “Background” menyediakan berbagai gradien warna dan gambar dengan gaya minimalis. Semua opsi yang ada dalam menu ini berbentuk horizontal, seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di bawah ini.



 

4. Mengedit Background

Untuk melihat fitur editing gambar yang dimiliki Canva, kami memilih sebuah foto untuk dijadikan latar belakang. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, ukuran foto tersebut lebih kecil dari bidang yang ada.

Halaman editor Canva 3

Oleh karena itu, ukuran foto tersebut perlu disesuaikan dengan bidang yang ada. Anda dapat melakukannya dengan klik salah satu dari keempat ujung foto tersebut, lalu menariknya. Hasilnya seperti pada gambar berikut.

 Halaman editor Canva 4


 

Anda mungkin juga perlu mengedit background agar teks yang akan ditambahkan nanti lebih mudah dibaca. Gambar yang kami pilih contohnya, bisa dibilang terlalu terang untuk dijadikan latar belakang. Untuk mengeditnya, klik tulisan “Adjust” yang ditandai dengan kotak merah pada gambar di bawah ini.

Halaman editor Canva 5

 

Seperti yang dapat Anda lihat, menu “Adjust” berisi beberapa slider yang dapat Anda geser ke kiri atau kanan untuk mendapatkan hasil edit yang diinginkan. Sebagai contoh, kami akan mengurangi brightness, contrast, dan saturation dari foto tersebut. Hasilnya seperti di bawah ini.

Halaman editor Canva 6

 

Perlu diketahui bahwa semua perubahan yang Anda buat terhadap suatu desain dapat dibatalkan dengan klik tombol undo (yang diilustrasikan dengan lambang anak panah ke kiri) yang ditunjukkan dengan kotak merah pada gambar di atas.

5. Menambahkan Teks

Untuk menambahkan teks pada desain Anda, klik menu “Text” yang ditunjukkan dengan kotak merah pada gambar berikut ini.

Halaman editor Canva 7

Ada dua cara yang dapat Anda gunakan untuk memasukkan teks. Pertama, Anda bisa memilih dari berbagai template yang disediakan oleh Canva. Cara ini lebih praktis karena pengguna tinggal mengganti tulisan yang ada pada template tersebut.

Akan tetapi, Anda bisa membubuhkan teks secara manual jika tidak tertarik dengan variasi template yang ada. Untuk melakukannya, klik salah satu dari tiga model tulisan yang ada di atas daftar template, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini. 

Halaman editor Canva 8

Tidak masalah model apa yang Anda pilih, karena nanti Anda dapat mengubah ukuran, warna, dan gaya tulisan dengan klik pada teks yang ingin dikustomisasi. Berbagai opsi pengaturan teks tersebut ditunjukkan oleh kotak merah pada gambar berikut ini.

Halaman editor Canva 9

Selain mengubah tulisan, Anda juga bisa memindahkan letaknya. Anda hanya perlu klik pada garis luar kotak teks dan menggesernya ke bidang yang diinginkan. Hasilnya seperti pada contoh di bawah.

Halaman editor Canva 10

 

7. Mengunduh atau Membagikan Desain Anda

Apabila tidak ada hal lain yang ingin ditambahkan, desain Anda sudah selesai. Karena Canva memiliki fitur auto save, karya Anda telah disimpan secara otomatis pada folder penyimpanan yang disebutkan sebelumnya.

Hal yang dapat Anda lakukan selanjutnya adalah mengunduh desain tersebut atau membagikannya ke platform lain, seperti website media sosial. Bahkan, Anda juga dapat mentransfer desain-desain Anda ke tool penyimpanan online seperti Google Drive dan Dropbox.

Untuk mengunduhnya, klik tombol “Download” yang ada pada pojok kanan atas layar. Atau, Anda bisa klik tombol anak panah ke bawah yang ada di sebelahnya untuk memunculkan opsi lainnya. Agar lebih jelas, lokasi kedua tombol tersebut ditunjukkan dengan tanda panah merah pada gambar berikut ini.

Halaman editor Canva 11

Setelah menekan tombol “Download” Anda dapat memilih format file yang akan digunakan oleh karya Anda — termasuk PNG, JPG, dan PDF. Jika sudah menentukan, tinggal klik tombol download berwarna biru seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Halaman editor Canva 12

Dengan demikian, desain banner blog Anda sudah tersimpan dalam folder download komputer Anda.

Demikianlah cara menggunakan Canva. Mudah bukan? Selain untuk membuat banner blog, langkah-langkah di atas dapat Anda gunakan untuk membuat berbagai jenis desain grafis lainnya

Penutup

Canva adalah aplikasi web gratis untuk membuat berbagai macam desain grafis dengan mudah. Jika Anda ingin membuat sebuah blog, Canva bisa dijadikan salah satu aplikasi wajib untuk mendesain background, logo, dan featured image artikel.

Semoga artikel ini membantu Anda untuk mempelajari cara menggunakan Canva. Jika memiliki pertanyaan, jangan sungkan untuk meninggalkan komentar pada kolom yang tersedia di bawah ini.

 

sumber : https://www.niagahoster.co.id/blog/cara-menggunakan-canva/

 

Share:

Sabtu, 26 September 2020

Apache Performance Tuning on Linux

 

Apache Performance Tuning on Linux

This blog article provides a detailed discussion about the Multi-Processing Modules (MPMs) of Apache and how you can tune these to improve your performance on Linux.

By Abdulaziz Gebril, Alibaba Cloud Community Blog author.

Apache is a general purpose web server, designed to provide a balance of flexibility, portability, and performance. Apache is capable of providing high performance in a variety real-world situations.

Starting with Apache 2.0, Apache extended its features with a selection of Multi-Processing Modules (MPMs), which are responsible for binding to network ports on the machine, accepting and handling the requests. These modules determine the basis of how Apache addresses multi-processing.

The choice of MPM and setting its values affect the speed and scalability of Apache. This blog article will only be focusing on those settings available for Linux. There are three MPMs available to choose from for Linux.

To check what version of your Apache and which MPM your server currently is running, you can use one of the following command:

  • In CentOS or Fedora, run: httpd -V
  • On Debian or Ubuntu, run: apache2 -v

By following this article, any changes you want to make must be made directly to the Apache configuration file. Before making any changes to your Apache configuration, make sure to back up the configuration file. The file path is one of the following:

  • On CentOS or Fedora: /etc/httpd/conf/httpd.conf
  • On Debian or Ubuntu: /etc/apache2/apache2.conf

Don't have Alibaba Cloud account yet? Sign up to get $300 - $1200 Worth of Free Trial for your new Alibaba Cloud account.

Types of MPMs

MPM Prefork

The MPM Prefork uses multiple child processes with one thread each. Each process handles one connection at a time. Prefork is comparable in speed when you only deal with a single request at a time, but it uses more memory. The threadless design of Prefork has advantages over the other MPM in some situations: it can be used with non-thread-safe third-party modules such as mod_php (DSO), it is also the best MPM for isolating requests, so that a single request problem will not affect any other.

MPM Worker

The MPM Worker uses multiple child processes with many threads each. It can handle dozens of threads (or requests) simultaneously, and each thread handles one connection at a time. It handles concurrency much easier, since the connections just need to wait for a free thread (which is usually available) instead of a spare server in MPM PreforkWorker is generally a good choice for servers that receive high levels of traffic because it has a much lower memory footprint than the MPM prefork.

Note that the threads are attached to connections and not requests, which means that a keep-alive connection (explained below) always keeps a hold of a thread until it's closed, which may be a long time, depending on your configuration. This why there's also the MPM Event.

MPM Event

The MPM Event is threaded like the MPM Worker, but is designed to allow more requests to be served simultaneously by passing off some processing work to the threads, freeing up the main threads to serve new requests. It uses a dedicated listener thread to deal with the kept-alive connections, and hands requests down to child threads only when a request has actually been made, allowing those threads to free back up immediately after the request is completed.

MPM Values

StartServers

The number of child server processes created on startup of server. As the number of processes is dynamically controlled depending on the load.

MinSpareServers

The minimum number of idle child server processes that are desired. An idle process is one that is not handling a request. If there are fewer idles than MinSpareServers, the parent process will create new children and continue exponentially until 32 children are spawned per second. It will stop whenever MinSpareServers setting is satisfied.

MaxSpareServers

The maximum number of idle child server processes that are desired. An idle process is one which is not handling a request but waiting for a new request. If there are more than MaxSpareServers idle, the parent process will kill off the excess processes.

Tuning of this parameter should only be necessary on very busy sites, since idle processes consume resources.

MaxConnectionsPerChild

The limit on the number of connections to be handled by an individual child server process. After the limits of MaxConnectionsPerChild connections is reached, the child process will die. If MaxConnectionsPerChild is 0, the process will never expire.

Setting MaxConnectionsPerChild to a non-zero value limits the amount of memory that process can be consumed by memory leakage (accidentally).

MaxConnectionsPerChild was called MaxRequestsPerChild before version 2.3.9. The old name is still supported.

ThreadsPerChild

For threaded servers (Event or Worker) The number of threads created by each child process. At startup, the child creates these threads and never creates more. The total number of threads should be high enough to handle the server's common load.

MaxRequestWorkers

The limit to the number of simultaneous requests to be served. Any connection attempts above the MaxRequestWorkers limit will normally be queued, up to a number based on the ListenBacklog directive. Once a child process is freed at the end of another request, the connection will then be serviced.

MaxRequestWorkers was called MaxClients before version 2.3.13. The old name is still supported.

For non-threaded servers (Prefork), MaxRequestWorkers translates into the maximum number of child processes that will be launched to serve requests. The default value is 256; to increase it, you also need to raise ServerLimit.

For threaded servers (Event or WorkerMaxRequestWorkers restricts the total number of threads that will be available to serve clients. The default value is 16 (ServerLimit) multiplied by the default value of ThreadsPerChild (25). Therefore, to increase MaxRequestWorkers to a value that requires more than 16 processes, you also need to raise ServerLimit.

You must control the MaxRequestWorkers setting so that your server does not start swapping. Limiting the number of processes to serve requests prevents the server from swapping due to a shortage of RAM. The procedure for doing that is find the proper number of MaxRequestWorkers by using a tool such as Apache2Buddy (described below) or manually calculate it.

You can manually calculate MaxRequestWorkers by determine the average amount of memory consumed by Apache and divide it into your total available memory. If you are hosting other applications on the server, subtract the total memory used by these applications, and leave some free memory. In order to check the process list, we are going to use a tool such as top, by running the command:

top

Where %MEM is the percentage of memory consumption.

For example, if in average one your Apache process consumes (%MEM) is 0.8 and your server RAM is 2GB (2048MB), other applications consumes 250MB, and you want to leave +100MB as a free memory, then:

MaxRequestWorkers = (2048MB – 250MB - 100MB) / (0.8 / 100 * 2048MB) = ~ 103

ServerLimit

For the Prefork MPMServerLimit sets the maximum configured value for MaxRequestWorkers for the lifetime of the Apache process.

For the Worker and Event MPMsServerLimit in combination with ThreadLimit sets the maximum configured value for MaxRequestWorkers for the lifetime of the Apache server process.

For the Event MPMServerLimit also defines how many old server processes may keep running and finish processing open connections.

Special care must be taken when using ServerLimit. If ServerLimit is set to a value that is much higher than necessary, extra, unused shared memory will be allocated. If both ServerLimit and MaxRequestWorkers are set to values higher than the system can handle, Apache server may not start or the system may become unstable.

What Is the Default MPM Settings?

For Prefork Module

StartServers 5
MinSpareServers 5
MaxSpareServers 10
MaxClients            250 // MaxRequestWorkers
MaxRequestsPerChild     0 // MaxConnectionsPerChild

For Worker or Event Module

StartServers 3
MinSpareThreads 75
MaxSpareThreads 250 
ThreadsPerChild 25
MaxClients            400 // MaxRequestWorkers
MaxRequestsPerChild     0 // MaxConnectionsPerChild

Example configuration for MPM:

<IfModule MODULE_NAME>
    StartServers             4
    MinSpareServers          20
    MaxSpareServers          40
    MaxClients               200
    MaxRequestsPerChild      4000
</IfModule>

Replace MODULE_NAME inside with mpm_worker_module, if you want to use Worker module Or mpm_event_module, if you want to use Event module.

You should alter the module settings with a consideration of what each value does, and how best to change it, then monitor the effects of your changes.

Other Settings That May Affect MPM

KeepAlive

The Keep-Alive extension to HTTP/1.0 and the persistent connection feature of HTTP/1.1 provide long-lived HTTP sessions that enable multiple requests to be sent over the same TCP connection. In some cases, this has been shown to result in a nearly 50% speed-up in latency times for HTML documents with many images.

Keep-Alive connections will only be used for HTTP/1.0 clients if they are specifically requested by a client. In addition, a Keep-Alive connection with an HTTP/1.0 client can only be used if the length of the content is known in advance.

When a client uses a Keep-Alive connection, it will be counted as a single "request" for MaxConnectionsPerChild, irrespective of how many requests are sent using the connection.

KeepAlive is enabled in Apache 2.4 by default. Enabling KeepAlive can improve your site’s user experience. If KeepAlive is disabled, you can enable it by setting:

KeepAlive On

MaxKeepAliveRequests

It limits the number of requests per connection allowed when KeepAlive is on. If set to 0, unlimited requests will be permitted. The default value is 100. We recommend keeping this setting to a high value for maximum server performance.
For example:

MaxKeepAliveRequests 500

Tools That Would Help You

The following tools would help you for measuring the performance of your server and test the MPM Settings values of your Apache.

Apache2Buddy

Apache2Buddy is a great tool that checks your server setup and performance and makes a report and suggestions based on the information it collects. It calculates the MaxRequestWorkers on remaining RAM, not total installed RAM.

You can run Apache2Buddy by using the following command:

curl -sL https://raw.githubusercontent.com/richardforth/apache2buddy/master/apache2buddy.pl | perl

ApacheBench Tool (ab)

ApacheBench tool comes bundled with the standard Apache source distribution for measuring the performance of HTTP web servers. This especially shows you how many requests per second your Apache is capable of serving by generating a flood of requests to a given URL and returns some easily digestible performance related metrics to the screen.

For example, the following command will execute 1000 HTTP GET requests, processing up to 10 requests concurrently, to the specified URL.

ab -k -n 1000 -c 10 "http://yoursite.com/test"

In order to check the process list, we are going to open a new terminal at the same time and use a tool such as top, by running the command:

top

After making any changes to your Apache configuration, restart the Apache service to let the changes take effect.

  • On CentOS/Fedora:

    sudo systemctl restart httpd

  • On Debian/Ubuntu:

    sudo systemctl restart apache2

Finally, keep monitoring the effects of your changes and performance of your server.

sumber :https://www.alibabacloud.com/blog/apache-performance-tuning-on-linux_595181

Share:

KEPALA SMAN 95


Kepala SMAN 95 Jakarta

Dewi Elvi, S.Pd, M.Si

Profil SMAN 95

Pelepasan 2020