Minggu, 21 April 2019

BUAT RENUNGAN KITA SEMUA



BUAT RENUNGAN KITA SEMUA 



Bersyukurlah ketika kesedihan sedang menyelimutimu, karena sulit sekali menemui jiwa yang menangis ketakutan dalam shalatnya. Disana hatimu menjadi lembah diam yang mudah menerima resapan kesejukan hikmah-hikmah, meski orang memandangmu rendah. 

Namun Justru dari tempat yang rendah itulah kamu bisa menatap gunung-gunung menjulang, bernyanyi khusyuk dikesendirian. Jasadmu memang terperosok, namun ketahuilah jiwamu perlahan sembuh disana. Sebentar lagi fajar, sebentar lagi tegar maka bersabarlah. Tersenyumlah dan sambutlah cahaya pagi..

Melelahkan saja mengharap nilai manusia, jika engkau pergi dari timur kebarat menebar kebaikan dan dipersimpangan ada setitik kesalahan saja maka mata-mata suram fatamorgana itu akan tertuju padanya.

Yah...
Tidak ubahnya dirimu saat mendapati musibah, hatimu tertuju pada sakitnya dan melupakan semua hikmah agung lainnya.. bahkan menggunakan sisa-sisa nikmat itu untuk bermaksiat kepada-Nya?

"Allah tidak Lupa".

Jangan enggan jika masalah itu tidak juga bosan menyapamu, karena Allah tidak menitipkan hikmah itu dibalik rezeki yg melimpah, namun dibalik masalah-masalah dan kesulitan. Jika kita mau merendah, berhenti sejenak dan memikirkan.

Ketahuilah, disetiap ujian itu ada hikmah. Dibalik ujian itu ada hikmah yang pasti, meski kita kadang baru mengetahuinya dipenghujung lelah.

Disetiap musibah itu ada hikmah, dan Allah yang maha pemurah dan luas rahmatNya telah memberi kita pilihan untuk memilih. Memilih fokus pada hikmah atau pada musibah. Jika fokus kita pada hikmah, maka kita akan mencari, menikmati dan menanti hingga rahasiaNya terkuak. Jika kita fokus pada musibah, maka tidak ada yang kita rasa selain duka dan luka yang tidak kita mengerti.

Ujian dan masalah-masalah itu adalah ramuan pahit yang harus kita telan sebagai jamu pahit yang akan mendewasakan kita, mendidik kepekaan hati kita agar memiliki disiplin iman yang kokoh dan jiwa tauhid yang membaja

Ketahuilah bertauhid itu nikmat..
Kenikmatan dari Allah yang satu ini tidak bsa dirasakan oleh semua qalbu, dan jika kenikmatan ini sudah benar-benar meresap maka ia akan diuji agar lebih berasa nikmatnya. Dan tentu saja, ujian untuk kenikmatan ini tdk selamanya dengan kenikmatan juga. Kadang-kadang dengan kepahitan, kegetiran bahkan duka mendalam.

Begitulah hamba-hamba yang sedang berjalan menujuNya, ia akan disambut langsung oleh Allah berupa ujian dan musibah-musibah agar ia merasakan kehadiranNya.

Allah punya cara-cara unik untuk menguji kesabaran hamba-hambaNnya. Lihatlah, begitu banyak hal yg mengeraskan hati setelah ia lembut. Begitu banyak hal yg mencuri ketenangan dari jiwa kita setelah ia diam. Begitu mudahnya ia berubah..

Lihatlah sang ayah menggoda puterinya, hingga ia menangis dan lari. Kadang sang ayah biarkan, karena ia tau putrinya akan kembali saat rindu menjeratnya. Namun, Dia bukan ayah yang pelupa.

Allah tidak lupa, namun kita yg durhaka!

Tidakkah engkau mendengar malamnya yang anggun bertasbih!

Tidakkah engkau dengar senja yg merintih bersama dosa-dosa atau sepertiga malam yang menanti sunyi senyap!

Kemanakah gemericik air wudhu yang dulu bersamamu membasuh duka-duka?

Kenapa hati itu begitu kerasnya hingga begitu sulitnya mata itu menangis!

Atau benarkah ruh mu sedang menangis?
Sungguh ia sendirian melihat raga itu terjerembab dalam obsesi yang bertindih-tindih?

Kenapa engkau terus mencaci masa dan takdir, padahal diatas sana masih ada satu senyum memperhatikanmu dengan rahmatNya diselimut malam atau jubah siang yang dihamparkan bersamamu.

Sudahilah..
Tak apalah ujian itu datang berkali-kali, jika setiap tetesnya kemudian membuat kita mendekat. Semakin dalam lukanya semakin dalam sujudnya, semakin syaitan terhinakan..

Jika bukan dengan guncangan itu lalu dengan apakah lagi biasanya si hati yang angkuh itu menunduk brsimpuh dan runtuh. Jika bukan dengan dentaman itu, hal apakah lagi yang akan meruntuhkan kesombongannya, menegur dan menyadarkan kmbali bahwasannya kita ini hanyalah hamba.
Share:

Mereka Berdiri dalam Shaf-Shaf yang Rapi

Mereka Berdiri dalam Shaf-Shaf yang Rapi



“Tangkainya sederhana, daunnya pun biasa saja. Tumbuhnya pun di lumpur kotor nan basah, bersahabat dengan rerumputan. Namun mereka hidup rukun, saling menguatkan dan berpegangan, hingga mereka beranjak dewasa - berbunga menebarkan serbuk sari kebahagiaan diusia mudanya - mempersiapkan dirinya hingga matang, seiring berisi semakin merunduk, lalu menguning mengukirkan senyum di wajah petani yang setia menengoknya disetiap pagi. 

Usianya tidak lama, tapi sungguh ia telah dewasa. Cerita hidupnya singkat, tapi berkesan dan syarat manfaat. Tak peduli bagi siapa saja, ikan-ikan yang bermain sambil berteduh ataupun serangga pencuri, juga ulat-ulat nakal. Dari sosoknya banyak lukisan keteladanan untuk kita, Manusia.

Akarnya tidaklah kokoh.. tapi cukup menunjang batangnya yang sederhana.
Karena hidupnya memang tidak lama, tugas utamanya hanya memberi manfaat kepada manusia dan mahluk-Nya yang lain. Selebihnya mereka berstasbih memuji-Nya, dan khusyuk mempersiapkan benih-benih berkualitas untuk keturunannya, agar kelak terlahir tunas baru berkualitas pula sebagai warisannya..”(Buku Rehab Hati)
Share:

KEPALA SMAN 95


Kepala SMAN 95 Jakarta

Dewi Elvi, S.Pd, M.Si

Profil SMAN 95

Pelepasan 2020